News & Updates

Sabtu, 24 November 2012

Kebun Teh Wonosari

Kebun Teh Wonosari

 Kebun teh Wonosari terletak di Desa Toyomaro, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Rute ka Kebun Teh Wonosari dari Kota Malang - Singosari - lawang - Kebun Teh Wonosari   ( Melewati Jalan Raya Surabaya - Malang ). Luas Kebun teh ini sekitar 1.144 Ha dan di bagi menjadi 3 kebun :
  • 1.  Kebun Wonosari , terletak di Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang
  • 2.  Kebun Gebug Lor, terletak di Desa Wonorejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang
  • 3.  Kebun Raden Agung, terletak di Desa Ambal-Ambal, Kecamatan Kejayan, kabupaten Malang

Objek Wisata

Wisatawan dapat melihat proses produksi di pabrik Teh, Proses pengolahan teh ini melalui beberapa proses antara lain penerimaan pucuk teh, proses pelayuan, proses penggilingan, fermentasi, pengeringan, sortasi, pengepakan, dan pengiriman.

Selain proses produksi di pabrik teh, wisatawan juga bisa menikmati panorama hamparan kebun teh sekaligus mencoba ketangkasan dan berwisata dengan menyewa motor ATV yang telah di sediakan oleh Agrowisata Wonosari.

Di tempat ini juga tersedia fasilitas kolam renang, playground, Out bond, Aula untuk pertemuan, penginapan dan beberapa Villa.Untuk oleh-oleh sanak saudara di rumah, Kebun Teh Wonosari juga memiliki sebuah pusat oleh-oleh yang tidak hanya menjual teh tetapi juga berbagai macam makanan dan kerajinan warga sekitar.


Selasa, 20 November 2012

Candi Sumber Awan


Candi Sumber Awan


Candi Sumber Awan terletak sekitar 6 Km dari candi Singosari, tepatnya di desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.


Arsitektur Candi

Candi Sumberawan merupakan satu-satunya stupa yang ditemukan di Jawa Timur. Batur candi berdenah bujur sangkar, tidak memiliki tangga naik dan polos tidak berelief. Candi ini terdiri dari kaki dan badan yang berbentuk stupa. Pada batur candi yang tinggi terdapat selasar, kaki candi memiliki penampil pada keempat sisinya. Di atas kaki candi berdiri stupa yang terdiri atas lapik bujur sangkar, dan lapik berbentuk segi delapan dengan bantalan Padma, sedang bagian atas berbentuk genta (stupa) yang puncaknya telah hilang. Karena ada beberapa kesulitan dalam perencanaan kembali bagian teratas dari tubuh candi, maka terpaksa bagian tersebut tidak dipasang kembali. Diduga dulu pada puncaknya tidak dipasang atau dihias dengan payung atau chattra, karena sisa-sisanya tidak ditemukan sama sekali. Candi Sumberawan tidak memiliki tangga naik ruangan di dalamnya yang biasanya digunakan untuk menyimpan benda suci. Jadi, hanya bentuk luarnya saja yang berupa stupa, tetapi fungsinya tidak seperti lazimnya stupa yang sesungguhnya. Diperkirakan candi ini dahulu memang didirikannya untuk pemujaan.

Penemuan Candi

Candi Sumberawan pertama kali ditemukan pada tahun 1904. Pada tahun 1935 diadakan kunjungan oleh peneliti dari Dinas Purbakala. Pada zaman Hindia Belanda pada tahun 1937 diadakan pemugaran pada bagian kaki candi, sedangkan sisanya direkonstruksi secara darurat

Sejarah candi

Para ahli purbakala memperkirakan Candi Sumberawan dulunya bernama Kasurangganan, sebuah nama yang terkenal dalam kitab Negarakertagama. Tempat tersebut telah dikunjungi Hayam Wuruk pada tahun 1359 masehi, sewaktu ia mengadakan perjalanan keliling. Dari bentuk-bentuk yang tertulis pada bagian batur dan dagoba (stupanya) dapat diperkirakan bahwa bangunan Candi Sumberawan didirikan sekitar abad 14 sampai 15 masehi yaitu pada periode Majapahit. Bentuk stupa pada Candi Sumberawan ini menunjukkan latar belakang keagamaan yang bersifat Buddhisme.

Candi Kidal


Candi Kidal

Candi Kidal terletak sekitar 20 Km sbelah timur kota Malang, tepatnya di desa Rejokidal, kecamatan Tumpang Kabupaten Malang. Candi ini merupakan peninggalan kerajaan singosari dan di bangun pada 1227 - 1248.

Arsitektur Candi

Bangunan candi seluruhnya terbuat dari batu andesit dan berdimensi geometris vertikal. Di sekeliling halaman candi terdapat susunan batu yang berfungsi sebagai pagar. Tubuh candi berdiri diatas batur (kaki candi) setinggi sekitar 2 m. Untuk mencapai selasar di lantai kaki candi dibuat tangga batu tepat di depan pintu. Yang menarik, anak tangga dibuat tipis-tipis, sehingga dari kejauhan tampak seperti bukan tangga masuk yang sesungguhnya. Tangga batu ini tidak dilengkapi pipi tangga berbentuk ukel, sebagaimana yang banyak dijumpai di candi lainnya, namun di kiri-kanan anak tangga pertama terdapat badug (tembok rendah) berbentuk siku yang menutup sisi samping dan sebagian sisi depan kaki tangga. Badug semacam ini tidak terdapat di candi lain.

Pintu candi menghadap ke barat, dilengkapi dengan bilik penampil dengan hiasan kalamakara (kepala Kala) di atas ambangnya. Hiasan kepala kala yang nampak menyeramkan dengan matanya melotot penuh, mulut terbuka serta 2 taring besar dan bengkok, memberi kesan dominan. Adanya 2 taring tersebut juga merupakan ciri khas candi Jawa Timur. Disudut kiri dan kanan terdapat jari tangan dengan mudra (sikap) mengancam, sehingga sempurnalah kesan seram yang patut dimiliki oleh makhkuk penjaga bangunan suci candi. Di kiri dan kanan pintu terdapat relung kecil tempat meletakkan arca yang dilengkapi dengan bentuk 'atap' di atasnya. Di atas ambang relung-relung ini juga terdapat hiasan kalamakara.

Atap Candi Kidal berebentuk kotak bersusun tiga, makin ke atas makin mengecil. Puncaknya tidak runcing, melainkan persegi dengan permukaan yang cukup luas. Puncak atap tidak dihiasi dengan ratna atau stupa, melainkan hanya datar saja. Sekeliling tepi masing-masing lapisan dihiasi dengan ukiran bunga dan sulur-suluran. Konon dulu di setiap sudut lapisan atap candi dipasang sebuah berlian kecil. Sekeliling kaki candi dihiasi dengan pahatan bermotif medalion yang berjajar diselingi bingkai bermotif bunga dan sulur-suluran. Di kiri dan kanan pangkal tangga serta di setiap sudut yang menonjol ke luar terdapat patung binatang yang terlihat mirip singa dalam posisi duduk seperti manusia dengan satu tangan terangkat ke atas. Patung-patung ini terlihat seperti sedang menyangga pelipit atas kaki candi yang menonjol keluar dari selasar.

Tubuh candi dapat dikatakan ramping, sehingga selasar di kaki candi cukup lebar. Dalam tubuh candi terdapat ruangan yang tidak terlalu luas. Saat ini ruangan tersebut dalam keadaan kosong. Dinding candi juga dihiasi dengan pahatan bermotif medalion. Pada dinding di sisi samping dan belakang terdapat relung tempat meletakkan arca. Relung-relung tersebut juga dilengkapi dengan bentuk 'atap' dan hiasan kalamakara di atas ambangnya. Tidak satupun arca yang masih bisa didapati di Candi Kidal. Konon arca Syiwa yang indah, yang saat ini tersimpan di museum Leiden, dahulu berasal dari Candi Kidal.

Fungsi Candi Kidal

Dalam filosofi Jawa asli, candi juga berfungsi sebagai tempat ruwatan raja yang telah meninggal supaya kembali suci dan dapat menitis kembali menjadi dewa. Ide ini berkaitan erat dengan konsep Dewaraja yang berkembang kuat di Jawa saat itu. Dan untuk menguatkan prinsip ruwatan tersebut sering dipahatkan relief-relief cerita moral dan legenda pada kaki candi, seperti pada candi Jago, Surowono, Tigowangi, Jawi, dan lain lain. Berkaitan dengan prinsip tersebut, dan sesuai dengan kitab Negarakretagama, maka candi Kidal merupakan tempat diruwatnya raja Anusapati dan dimuliakan sebagai Siwa. Sebuah patung Siwa yang indah dan sekarang masih tersimpan di museum Leiden - Belanda diduga kuat berasal dari candi Kidal.



Candi Singosari

Candi Singosari


Candi Singosari adalah candi Hindu Budha peninggalan kerajaan Singosari. Candi Singosari terletak di Desa Candirengo, Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Rute ke Candi ini, dari Kota Malang - Singosari - Desa Candirenggo. Oleh Masarakat Lokal candi ini sring disebut dengan cungkup

Arsitektur Candi Singosari

Candi Singosari berukuran 14 X 14 meter dengan tinggi candi 15 meter, candi ini terbuat dari batu andesit. Di dinding Candi terdapat banyak ukiran, ornaman dan relief. Di dalam ruang utama terdapat lingga dan yoni, di bilik utara terdapat arca Durga, tetapi sekarang sudah hilang. Di sebelah timur dulu berisi arca Ganesha, serta sisi selatan yang berisi arca Siwa-Guru (Resi Agastya). Di komplek candi ini juga berdiri arca Prajnaparamita, dewi kebijaksanaan, yang sekarang ditempatkan di Museum Nasional Indonesia, Jakarta. Arca-arca lain berada di Institut Tropika Kerajaan, Leiden, Belanda, kecuali arca Agastya.

Selain Arca-arca tersebut, masih ada arca - arca yang lain. Di sisi barat laut komplek terdapat sepasang arca raksasa besar (tinggi hampir 4m, disebut Dwarapala) dan posisi gada menghadap ke bawah, ini menunjukkan meskipun penjaganya raksasa tetapi masih ada rasa kasih sayang terhadap semua mahkluk hidup dan ungkapan selamat datang bagi semuanya. Dan posisi arca ini hanya ada di Singosari, tidak ada di tempat ataupun kerajaan lainnya. Dan di dekatnya arca Dwarapala terdapat alun-alun. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa candi terletak di komplek pusat kerajaan.

Letak candi Singhasari yang dekat dengan kedua arca Dwarapala menjadi menarik ketika dikaitkan dengan ajaran Siwa yang mengatakan bahwa dewa Siwa bersemayam di puncak Kailasa dalam wujud lingga, batas Timur terdapat gerbang dengan Ganesha (atau Ganapati) sebagai penjaganya, gerbang Barat dijaga oleh Kala dan Amungkala, gerbang Selatan dijaga oleh Resi Agastya, gerbang Utara dijaga oleh Batari Gori (atau Gaurī). Karena letak candi Singosari yang sangat dekat dengan kedua arca tersebut yang terdapat pada jalan menuju ke Gunung Arjuna, penggunaan candi ini diperkirakan tidak terlepas dari keberadaan gunung Arjuna dan para pertapa yang bersemayam di puncak gunung ini pada waktu itu.

Fungsi Candi Singosari

Berdasarkan penyebutannya pada Kitab Negarakertagama pupuh 37:7 dan 38:3 serta Prasasti Gajah Mada bertanggal 1351 M di halaman komplek candi, candi ini merupakan tempat "pendharmaan" bagi raja Singasari terakhir, Sang Kertanegara, yang mangkat pada tahun 1292 akibat istana diserang tentara Gelang-gelang yang dipimpin oleh Jayakatwang. Kuat dugaan, candi ini tidak pernah selesai dibangun.

Senin, 19 November 2012

Taman Rekreasi Sengkaling

Taman Rekreasi Sengkaling
Taman Rekreasi sengkaling terletak sekitar 10 Km dari kota Malang, tepatnya di jalan Raya Mulyo Agung No. 188, kecamatan Dau, Kabupatn Malang. Untuk ke tempat wisata ini bisa melalui rute Malang - Batu dan sangat mudah di lalui kendaraan.
Taman Rekreasi Sengkaling memiliki luas keseluruhan +/- 9 hektar (6 hektar di antaranya berupa taman dan pepohonan hijau yang rindang). Mempunyai berbagai fasilitas yang memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan tempat wisata yang lain. Salah satu keunggulan tersebut adalah terdapat wisata air, seluruh air yang ada berasal dari sumber alami. Konon, salah satu sumber yang ada yaitu Kolam Tirta Alam, dipercayai bisa membuat orang awet muda dan sampai saat inipun masih banyak masyarakat yang mempercayainya. Taman Rekreasi Sengkaling dibuka non stop setiap hari, dengan jam operasional mulai pukul 06.00 hingga pukul 17.00. Hal ini dimaksudkan untuk memberi keleluasaan kepada masyarakat yang akan melakukan rekreasi sekaligus bersantai bersama  keluarga.

Wahana di Taman Rekreasi sengkaling 
  • 1. Bumper Boat
  • 2. Kolam Kapal Misteri, yaitu kolam renang di atas kapal Bajak laut
  • 3. Kolam Pesona Primitif, yaitu kolam renang anak yang di lengkapi dengan berbagai mainan
  • 4. Kolam Pesona Tirta Alam, Yaitu kolam renang dengan sumber air alami untuk dewasa dan anak-anak
  • 5. Perahu Motor
  • 6. Kolam cumi-cumi
  • 7. Sepeda Air
  • 8. Wahana permaianan yang meliputi : Go Kart, Flying Fox, Wahana ikan, Kapal Mistery, Kidy ridi, Bieskop 4 dimnsi, don don car, ATV, Kiddy Train, Marry go round, Kiddy Car, Kiddy Plane, Trampolin, Kincir angin, mini trail, Goa Salju dan istana dimensi  
  • Taman Satwa
Fasilitas Taman Rekreasi Sengkaling
  • 1. Bougnvile Room, yaitu konvntion hall yang bisa menampung 700 orang
  • 2. Sarana Kebugaran, yaitu tempat Fitnes, Aerobic dan mandi sauna
  • 3. Palm Resto, Yaitu restouran yang mnyediakan makanan khas Indonesia dengan harga yang terjangkau.
  • 4. Tempat Parkir yang Luas

 
 

Bendungan Lahor

Bendungan Lahor
Bendungan Lahor terletak di kecamatan sumber Pucung, Kabupaten Malang, Bersebelahan dengan bendungan Ir. Sutami. Untuk mencapai tempat ini bisa di tempuh melalui rute Kota Malang - Kepanjen - Sumberpucung - bendungan Lahor ( melalui jalan raya Malang - Blitar )
Bendungan ini di manfaatkan oleh pnduduk lokal sebagai tempat untuk budidaya ikan, dengan cara membuat keramba. Yang di maksud dengan keramba adalah jaring ikan yang di pasang di dalam bendungan yang berfunsi untuk mngurung ikan. Selain menggunakan jaring biasanya juga menggunakan bambu yang di atur berjajar seperti pagar dalam air. Bagi pemancing yang masih amatir bisa memancing di dalam keramba dengan cara membayar ikan yang telah di pancing kepada pemilik keramba.
Untuk yang telah mahir bisa lansung memancing di bendungan. Bila pemancing ingin memancing dari seberang bendungan, bisa memanfaatkan perahu tambang yang di sewakan untuk menuju seberang bendungan.
Objek wisata yang lain adalah flying fox yang berada di sebelah timur bendungan, arena permainan anak-anak dan kuliner khas Lahor yang berupa berbagai olahan ikan air tawar.

Bendungan Ir. Sutami

Bendungan Ir. Sutami

Bendungan Ir Sutami terletak di Desa karang Kates, kecamatan Sumber Pucung, Kabupaten Malang. Waduk ini merupakan bendungan dari sungai Berantas dengan mata air di kaki gunung Arjuno. Bendungan ini lebih di kenal dengan nama bendungan Karang kates dan di kelola oleh Perum Jasa Tirta 1.
Ada beberapa fungsi dari bendungan ini :
  • Sebagai pengendali banjir
  • Sebagai pembangkit listrik tenaga air dengan kapasitas 3 X 35 MW yang di kelola oleh PT. PJB ( Pembangkitan Jawa Bali )
  • Sarana irigasi/ Pengairan 
  • Pariwisata dan Perikanan darat
Untuk ke bendungan Ir Sutami dapat di tempuh dari kota malang sekitar 40 Km dengan rute Kota Malang - Kepanjen - Sumber Pucung - Bendungan Ir Sutami ( Malalui jalan raya Malang - Blitar )
Di tempat ini pengunjung bisa memancing, wisata perahu dan bersantai menikmati bendungan. Objeck wisata yang lainya, di tempat ini tersedia Camping ground, lapangan tenis dan lapangan golf.


Entri Populer

Tourism News

About